Menikmati Hidup, Menikmati Momen

 


"Enjoy in every moment. Be present in every activity you do."

Salah satu hal yang paling kusyukuri terlahir di dunia ini adalah menjadi seorang muslim. Bagaimana tidak, setiap hati ini terasa penat, Allah kasih media penyembuhannya melalui sholat. Diberikan ketenangan melaluinya. Juga diberikan waktu istirahat dari lelahnya duniawi. Dipanggil lima kali sehari bukan karena tanpa maksud. Allah Maha Baik, "Hamba-Ku, datanglah pada-Ku, keluarkan semua keluh kesahmu, Aku mendengarmu." 

Bukan hidup namanya kalau tidak ada masalah. Tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, pasti Allah berikan ujian berupa permasalahan hidup. Bentuk masalah seseorang berbeda-beda, tentunya Dia sudah memperkirakan dengan teliti akan kemampuan hamba-Nya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Asal kita mau berusaha dan meminta pertolongan pada-Nya, pasti masalah itu terselesaikan.

Seringkali masalah hidup yang datang silih berganti membuat kita tidak menikmati kehidupan ini. Melakukan apa pun jadi tergesa-gesa, sehingga kita tidak mampu menikmati momen yang ada. Padahal, apabila kita bisa menikmati setiap momen dan aktivitas yang kita lakukan, hidup kita bisa lebih bahagia, ini yang biasanya disebut dengan sikap mindfulness. Pembahasan mengenai mindfulness sudah pernah dibahas di buku Puzzles, ya.

Sedikit dibahas mengenai mindfulness. Mindfulness sendiri memiliki maksud sadar secara utuh hadir di dalam suatu peristiwa. Contoh gampangnya adalah ketika makan, kita sadar secara penuh dalam kendali bahwa kita sedang menikmati makanan yang kita santap. Berdoa dengan sungguh-sungguh sebelum makan, menikmati setiap kunyahan yang kita lahap, mampu merasakan asin, manis, pedas, gurih dari makanan tersebut. Seringkali saat makan tidak dibarengi dengan kesadaran, tiba-tiba makanan habis, tanpa dinikmati sedikit pun, karena dibarenginya dengan aktivitas lain, seperti menonton atau membaca buku. Hal tersebut tidak mencerminkan sikap mindfulness.

Pentingnya mindfulness adalah berujung pada kondisi ketenangan lahir dan batin. Dengan ketenangan lahir dan batin, terbukti manusia akan lebih bahagia. Keuntungan lainnya adalah dapat menyelesaikan permasalahan hidup dengan hati-hati dan tepat sasaran, karena pikirannya jernih serta hatinya tidak terinterferensi dengan hal-hal yang mengganggu pikiran. 

Cara melatih sikap mindfulness adalah dengan menikmati hidup, menikmati setiap momen dan aktivitas yang terjadi dalam hidup kita. Bagi seorang muslim, bisa dimulai mempraktikkannya saat sholat. Pada waktu saya menjalankan ibadah sholat, sering tiba-tiba sudah duduk tahiyat akhir atau parahnya lupa rakaat ke berapa. Hal itu terjadi karena saat sholat pikiran saya ke mana-mana dan tidak fokus menikmati sholat, sehingga harus mengulang lagi dari rakaat awal. Nah, oleh karena itu mari kita coba usahakan sholat di awal waktu, sehingga kita tidak terburu-buru karena takut kehabisan waktu. Saat niat sholat, kita sungguh-sungguh berniat melakukan sholat, kemudian kita hayati setiap bacaan dan gerakan sholat kita. Sungguh menenangkan dan nikmat rasanya. Tentunya tak akan lupa rakaat ke berapa lagi. Dalam sholat jadi terasa seakan sedang benar-benar menghadap Allah. مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ

Ketika sholat kita sudah terasa nikmat, benar adanya bahwa segala aktivitas kita juga jadi terasa menenangkan. 'Ntah masalah hidup kita besar atau kecil, kita tetap tenang dalam menghadapinya. Saya berkata demikian karena saya sendiri juga mengalaminya. Memang tidak mudah mengimplementasikannya, namun dengan berlatih dan meminta pertolongan Allah, إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ Allah mudahkan. Kita niatkan untuk beribadah kepada Allah.

Dampak dari mampu menikmati setiap momen dalam hidup seperti halnya efek domino (dalam hal positif). Misalnya, ketika kita sudah bisa menikmati indahnya beribadah, maka hal lain seperti bekerja, liburan, olahraga, dan aktivitas lainnya terasa tidak afdhol kalau kita tidak ikut-ikutan menikmati momennya. Pun ada masalah, kita nikmati saja momen kalau kita sedang ada masalah. Tidak perlu mengelak (denial) kalau kita mendapati masalah, tidak perlu kita tolak perasaan marah, sedih, kecewa, cemburu, tersakiti, dan emosi lainnya. Ya terima saja, nikmati saja. Sambil pelan-pelan kita pikirkan cara mengatasinya.

Menurut saya pribadi, sumber dari kita bisa ikhlas, sabar, serta syukur juga bermula dari sikap mindfulness. Kesadaran dalam berpikir dan bertindak membuahkan ketenangan.

Ada pun cara lain untuk mencapai ketenangan hidup adalah dengan sejenak menyendiri dari ramainya dunia. Tarik diri kita dari hingar-bingar dunia, dari carut-marutnya media sosial. Beri waktu diri untuk berdiam dan refleksi atas segala yang terjadi dalam hidup ini. Dengan menyempatkan waktu diam sejenak, banyak hikmah-hikmah yang tiba-tiba bisa kita petik dan dapatkan. Sejatinya hikmah mengantarkan pada keberkahan hidup. Coba lah sesekali, hal tersebut juga bisa melatih kita untuk fokus. Banyak cerita-cerita ulama zaman dahulu menciptakan karangan-karangan kitab (buku) yang merupakan buah dari menyendiri dan zuhud.

Kemarin-kemarin saya belum paham makna "enjoy your life", pikiran dangkal saya mengatakan "hidup kok dinikmati terus, nanti keblinger dong, hidup bukannya harus terus sungguh-sungguh dan ga main-main, ya?". Agak aneh memang pemikiran saya kala itu. Setelah melalui cukup banyak dar der dor dalam kehidupan yang singkat ini, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ Allah ajari saya dan beri saya hikmah mengenai aji-aji "menikmati hidup" tersebut. Baru lah saya, "ohhh, ini toh maksudnya disuruh menikmati hidup tuh."

Ternyata ya memang benar, kita haruslah menikmati hidup. Allah berikan kita hidup ya untuk dinikmati. Kita nikmati setiap tarikan dan hembusan napas. Kita nikmati setiap rasa suka dan duka yang ada. Kita nikmati karunia Allah yang begitu besarnya. Kita nikmati masalah-masalah yang menghampiri kita. Dan ternyata ketika kita bisa menikmati segala kejadian yang hadir dalam hidup ini, yang muncul bukan lah rasa merana atas kesedihan kita, justru rasa syukur lah yang menghampiri. Banyak hal-hal yang nampaknya merugikan kita, malah ternyata merupakan bentuk perlindungan Allah kepada kita. مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ

Begitu juga dengan ungkapan jawa, "alon-alon sing penting kelakon" atau dalam bahasa Indonesia artinya "pelan-pelan asalkan terlaksana atau terselesaikan", saya juga baru ngeh bahwa ungkapan tersebut ada benarnya. Salah satunya adalah "menikmati". Dalam menyelesaikan masalah, melakukan hal, berproses, hendaknya kita pelan-pelan, jangan grusa-grusu (terburu-buru atau tergesa-gesa), bisa buyar nantinya. Pelan-pelan, pikirkan dengan matang, baru lakukan dan selesaikan. Namun, ungkapan tersebut hanya berlaku untuk ujian hidup ya, bukan ujian kuliah atau sekolah, bisa-bisa ga beres tepat waktu ngerjain soalnya. Hehe.

Sekali lagi, semua itu memang tidak mudah, perlu dilatih dan diusahakan. Saya pun sampai saat ini juga masih sering futur sehingga perlu belajar dan berlatih terus-menerus. Semoga kita bisa semakin banyak bersyukur dan bisa menikmati segala qada' dan qadar yang telah Allah takdirkan pada kita. Sehat selalu fisik, sehat selalu mental. بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ, Allah mudahkan perjalanan dunia akhirat kita.

Semoga bermanfaat.

~NR30122024~

Komentar