Pernah merasakan ketidaknyamanan dalam batin?
Hampir semua orang di muka bumi ini pernah merasakannya. Tak terkecuali Rasulullah ﷴ. Beliau juga pernah merasakan hal yang membuatnya tidak nyaman, seperti merasa ditinggalkan Allah SWT karena sudah lama tidak menerima wahyu, sehingga para kaum kafir (bahkan saudaranya sendiri) mencaci beliau. Kemudian, pada akhirnya itu lah yang menjadi asbabun nuzul (sebab turunnya) surat Ad-Dhuha.
Mungkin level atau tingkatan ketidaknyamanan kita dengan Rasulullah ﷴ jauh berbeda. Namun, intinya sama, yaitu tidak nyaman di hati. Rasa tidak nyaman yang datang pada manusia biasa seperti kita sangat wajar dan lumrah, justru harus kita syukuri. Kerap kali perasaan tersebut datang secara tiba-tiba dan membuat kita bingung, bahkan sedih.
Mengapa rasa tersebut bisa hadir dalam diri kita? Percaya atau tidak, rasa tidak nyaman yang tampak negatif dan merugikan diri kita ini adalah bentuk cinta Allah terhadap hamba-Nya, loh.
Bagaimana tidak, biasanya kita merasa tidak nyaman karena apa, sih? Tidak nyaman setelah melakukan kemaksiatan, tidak nyaman tertinggal waktu sholat, tidak nyaman dengan kondisi yang tidak kita harapkan, tidak nyaman dengan suatu suasana, tidak nyaman ditinggalkan, tidak nyaman karena rindu dengan seseorang, tidak nyaman dengan perilaku orang, tidak nyaman karena merasa membuang-buang waktu dengan hal yang tidak berguna, dan masih banyak lagi.
Kalau kita mau mencari hikmah dan petunjuk atas sebab mengapa rasa itu dihadirkan oleh Allah pada kita, saya yakin semua akan berujung kembali kepada-Nya. Sebagai contoh yang sering dirasakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, rindu. Rasa rindu pada seseorang atau sesuatu sering kali membuat diri merasa tidak nyaman. Rindu yang tak tersampaikan bisa sangat sakit dan menyedihkan. Dalam situasi tersebut, kita bingung bagaimana cara melepaskan perasaan itu. Mencari bantuan sana-sini, mencari penyebab sana-sini, hingga ketemu lah obatnya, yaitu Allah. Dengan berdoa memohon ketenangan dan menggantungkan pertolongan hanya kepada Allah, perlahan rasa tidak nyaman itu pudar dan berganti menjadi rasa tenang.
Perjalanan mencari ketenangan dan pertolongan-Nya memang tidak mudah. Harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Dari salah satu contoh di atas sudah cukup membuktikan bahwa rasa tidak nyaman harus kita syukuri karena bentuk kasih sayang Allah pada kita. Allah rindu hamba-Nya, sehingga Dia menganugerahkan perasaan tidak nyaman pada kita.
Semakin kita melawan ketidaknyamanan yang datang, semakin memberontak dia dan semakin liar rasa tersebut. Oleh karena itu, jika kita mendapati segala bentuk rasa tidak nyaman, 'ntah datangnya tiba-tiba, 'ntah datangnya sedikit, 'ntah datangnya gerudukan, terima dulu dengan penuh kesadaran (mindfully). Tidak enak memang, bahkan kalau mau menangis, menangislah. Air mata juga anugerah, bukan? Kemudian, giring hati kita untuk memohon pertolongan-Nya untuk senantiasa diberikan ketenangan agar bisa berdamai dengan perasaan tersebut. Jangan biarkan perasaan mengambil alih diri kita. Ambil alihlah semua perasaan dalam diri dengan penuh keyakinan.
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Pun harus melewati perasaan-perasaan yang hancur dan penuh pilu. Masih diberikan rasa tidak nyaman, khawatir, sedih, gelisah, galau, takut, dan perasaan lainnya, adalah tanda bahwa Allah masih memperhatikan dan menyayangi kita. Dia menginginkan kita untuk berubah dan berkembang.
Kanebo dan busa cuci tidak akan mengembang serta tidak berguna jika dia tidak diceburkan di dalam air terlebih dahulu. Manusia pun demikian, harus diceburkan ke kolam yang dalam terlebih dahulu agar dia mau berusaha dan berkembang menjadi versinya yang lebih baik, lebih baik, hingga terbaik.
Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan untuk kita semua. Semoga kita selalu dalam lindungan dan mendapatkan pertolongan-Nya.
~NR02022025
Komentar
Posting Komentar