“Apa yang ditakdirkan untukmu tak akan pernah melewatkanmu, dan apa yang melewatkanmu tak pernah ditakdirkan untukmu.” - Umar bin Khattab
Setiap manusia sudah ditakarkan takdir sesuai kadarnya. Tugas kita sebagai manusia hanyalah menerimanya dan menjalani hidup sebaik mungkin. Namun, kenyataannya mengapa menerima takdir tak semudah membalikkan telapak tangan?
Ada beberapa hal yang membuat kita sering kali sulit menerima takdir Tuhan. Proses penerimaan memang memerlukan waktu. Terkadang kita harus mencerna terlebih dahulu apa yang sedang terjadi. Tak jarang juga kita perlu mencari tahu hikmah apa yang Tuhan akan berikan pada kita melalui kejadian tersebut, hingga akhirnya kita memahami dan menerimanya.
Banyak quotes dan kalimat motivasi yang muncul di media sosial mengenai penerimaan takdir. Hal tersebut tak lantas menyadarkan kita dengan cepat untuk kita menerima takdir-Nya dengan instan, bukan?
Dari apa yang dialami kebanyakan orang, penerimaan memang memerlukan latihan. Dengan seringnya kita dilatih dalam bentuk ujian, menerima takdir dengan lebih legowo akan terasa lebih mudah pula. Selalu meyakini bahwa takdir Tuhan pasti lah terbaik untuk kita. Seperti yang disampaikan Umar bin Khattab pada kutipan di atas, bahwa apa pun yang Tuhan takdirkan untuk kita pasti lah sampai kepada kita, dan yang tidak terjadi pada kita sudah pasti juga sudah digariskan-Nya.
Rezeki, jodoh, pekerjaan, situasi, cobaan, ujian, kesedihan, kebahagiaan, dan apa pun itu sudah direncanakan secara matang sesuai porsinya oleh sebaik-baik perencana, Tuhan swt. Sikap mindfulness sangat perlu diaplikasikan setiap saat. Mengapa? Karena untuk menyadarkan kita kembali bahwa segalanya memang membutuhkan kesadaran penuh dalam menjalani kehidupan.
Seni menerima takdir Tuhan akan lebih terasa indah jika kita sudah bisa memahami sifat Tuhan. Berikut contoh yang mungkin terjadi pada kita. Di saat kita membuat rencana di kehidupan sendiri, kemudian skenario tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita mau, banyak dari kita yang langsung kecewa dan bersedih berkepanjangan. Padahal, untuk mengatasi situasi tersebut, sesimpel, "apa yang aku inginkan dan itu tidak terjadi padaku, berarti Allah sedang melindungiku dari hal tersebut." That's it!
Pasti dari kalian akan berkata, "Ngga segampang itu kalii". Ya memang tidak semudah itu, seperti yang telah disampaikan di awal tulisan ini. Sedikit bisa disimpulkan jika kita masih denial dengan takdir Tuhan, artinya kita belum mengenal Tuhan.19052025
-NR-
Komentar
Posting Komentar