img src: Pixabay
Apabila kaki sudah tak sanggup melangkah.
Senyum tak lagi merekah.
Badan pun sampai berdarah-darah.
Hingga diri ini sudah merasa penuh salah.
Apakah kita sudah boleh menyerah?
Jawabannya adalah "tergantung".
Tergantung sejauh mana kita mau berjuang.
Tergantung seberapa besar yang kita perjuangkan. Sedikit besar, harus tetap diperjuangkan, bukan?
Tergantung seberapa besar keyakinan kita akan terwujudnya harapan itu. Harapan yang masih menyala dalam diri kita.
Seorang bapak, guru, filsuf, sekaligus penulis yang cukup ternama, bernama Bapak Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag. pernah menulis dalam salah satu bukunya, bahwa "Harapan itu ada dan diperlukan agar manusia tetap memiliki daya juang untuk hidup".
Sebelum berbicara tentang menyerah, mungkin sedikit akan dibahas perbedaan antara pasrah dan berserah. Pasrah berarti menyerahkan takdir sepenuhnya kepada Tuhan (tanpa mengusahakan yang masih bisa diusahakan). Sedangkan berserah juga menyerahkan takdir kepada Tuhan, namun makna lain dari berserah adalah tawakal, di mana masih mau mengusahakan hal-hal yang bisa diusahakan tanpa berputus asa.
Perjalanan hidup ini pastilah tidak mulus dan naik turun. Ujian setiap manusia berbeda-beda, sudah ditakarkan sesuai kemampuan kita. Mungkin kita semua sudah mengerti bahwa Tuhan tidak akan menguji makhluk-Nya di luar batas kemampuannya. Jadi, seberat apa pun cobaan yang melanda kita, tentu ada jalan keluar jika kita mau mengusahakannya. Teori tak semudah pengaplikasiannya. Sulit memang, apabila kita merasakan ujian yang begitu berat dan kita harus menerimanya, apa lagi tetap memperjuangkannya.
Rasanya, selagi kita masih bisa bernapas, kita wajib berjuang dan tidak boleh menyerah (putus asa), bukan?
Dalam agama Islam, kita dilarang untuk berputus asa. Surat Yusuf Ayat 87, merupakan ayat tentang larangan untuk berputus asa. Arti dari ayat tersebut adalah, "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Sudah jelas bahwa kita dilarang untuk pasrah dan berputus asa. Nikmat Tuhan begitu banyak, jika salah satu nikmat diambil oleh-Nya, jangan terlalu bersedih karena banyak nikmat yang masih ada pada diri kita yang patut kita syukuri.
Istirahat sebentar boleh-boleh saja. Namun jangan sampai berhenti. Bila sudah mengusahakan secara optimal di kala diri sudah begitu lemah, mari berdoa dan berserah tanpa menyerah.
Yakinlah! Tuhan tidak pernah tidur.Jangan berhenti berdoa! Karena sejatinya senjata terkuat yang kita miliki hanyalah doa.Tuhan sangat sayang kepada semua makhluk-Nya.
Lagi-lagi, tulisan ini dibuat sebagai pengingat bagi penulis. Masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Meskipun sedikit, semoga bermanfaat dan membantu menumbuhkan semangat juang bagi kita yang sudah mulai kehilangan harapan dan tujuan. Bagi kita yang masih mau memperjuangkan hidup dan mimpi-mimpi kita.
Danke. Tschüss. 👋🏻
Komentar
Posting Komentar