Ber-ambisi-lah, Tapi Jangan Lupakan "Cukup"!

img src: Gowans Perspective

Ingin merasa hidup tenang?

Salah satu kuncinya adalah merasa "cukup".
Merasa cukup atas karunia yang diberikan Tuhan kepada kita.
Perasaan "cukup" yang dimaksud, tidak serta merta karena melimpahnya rezeki secara materiil yang datang pada kita. Perasaan "cukup" ini perlu kita tumbuhkan ketika menerima nikmat sekecil apa pun dari Tuhan.
Sebagai contoh:
  • Merasa cukup ketika bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan apa pun.
  • Merasa cukup ketika bisa minum dan makan tanpa kebingungan mencari sumbernya.
  • Merasa cukup ketika bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman yang baik.
  • Merasa cukup masih diberikan napas untuk melanjutkan hidup.
Cukup bukan berarti kita berhenti untuk terus berusaha. Perasaan cukup merupakan bagian dari rasa syukur. Dan barang siapa yang bersyukur atas nikmat sekecil apa pun, maka Tuhan akan menambahkan nikmat-Nya.
Kurang enak apa kita sebagai manusia ya, dengan mau menghamba dan bersyukur saja, Tuhan berikan nikmat berlipat ganda? Bahkan yang tidak menghamba pun masih diberikan begitu banyak nikmat. Maha Baik Allah.😇

Sedikit bercerita tentang pengalaman saya saat akhirnya menemukan makna dari rasa "cukup". Jujur saja saya masih sering kurang bersyukur atas segala kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya kepada saya. Pun sampai sekarang. Namun, saya selalu belajar mengusahakan untuk selalu merasa "cukup" di setiap kondisi. Suatu hari saya menemukan sebuah Korean movie series di N**flix. Saya tidak terbiasa menonton K-drama, namun kali itu saya tertarik melihat sampul serinya. Sehingga saya mencoba untuk menonton. Inti dari ceritanya adalah mengajarkan kita untuk merasa "cukup" dan jangan sampai menjadi orang yang tamak dan serakah. Judul seri filmnya adalah "Summer Strike", jika Kawan mau menonton. 😁

Dari seri film tersebut, saya belajar makna "cukup". Kalau bahasa anak sekarang "slow living". Tetap berambisi namun santuy saja. Toh, tidak ada yang mengejar-ngejar, kan

Kalau kata musisi ternama Indonesia, Tulus, dalam sebuah lagunya yang berjudul "Kelana",
        Kita ke mana
        Mau ke mana
        Hendak mencari apa 
        Menumpuk untuk apa
Dari potongan lirik lagu tersebut saya akhirnya juga berpikir, "Untuk apa sih semua yang kita cari ini? Bukan kah tujuan akhir dari hidup ini adalah menuju kepada-Nya?"

Jadi secukupnya saja dalam mengumpulkan sesuatu, tidak perlu muluk-muluk. Mari kita gunakan waktu kita untuk bekal bertemu dengan-Nya. Sekali lagi, di sini tidak ada larangan sama sekali untuk berambisi, ya. Justru hidup ini butuh ambisi, kalau lempeng saja, tidak hidup namanya. 

URIP IKU URUP 

    Kejar mimpi kita
    Kejar ambisi kita
    Tapi jangan lupakan tujuan akhir kita

Semoga bermanfaat. 
Danke. Tschüss. 👋🏻

Komentar