Telah disebutkan beberapa kali di dalam buku ini, "Tuhan sayang pada makhluk-Nya". Apakah benar Tuhan sayang pada kita? Apakah benar Tuhan mencintai kita, di kala banyak sekali khilaf dan dosa yang kita lakukan?
Ya, Tuhan sangat menyayangi kita. Di kala kita sedih, Dia merangkul kita. Di kala kita kecewa, Dia menghibur kita. Di kala hidup terasa sesak, Dia melapangkan kenikmatan-Nya.
Dalam suatu hadits shahih disebutkan, “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).
Bukti cinta Allah pada kita semua sangat banyak dan begitu bervariasi bentuknya, hingga kita tak mampu menghitung. Bagaikan pasir di lautan. Ujian memang berat, namun ketika kita mendapatkan ujian, tandanya Allah sedang rindu tangisan kita, rindu lantunan doa-doa kita, rindu kita. Mari bersenang hati jika kita mendapatkan ujian dari-Nya. Terima dulu takdir-Nya dan jalani dengan hati yang ridho.
Getting God's love is a purpose, getting the love of His creatures is a bonus.
Tujuan kita hidup adalah mendapatkan cinta-Nya. Mendapatkan cinta dari makhluk-Nya adalah bonus, karena cinta yang kekal hanya milik-Nya.
Pernah terpikirkan kenapa bumi yang bentuknya bulat ini bisa kita tempati dengan nyaman tanpa terasakan bentuknya? Selain karena diameternya yang besar dan adanya gaya gravitasi bumi, semua ini semata-mata memang Allah desain untuk kenikmatan dan kemudahan makhluk-Nya untuk menjalani aktivitasnya. Baik banget, ya.
"Dia menciptakan langit dan Bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS Az-Zumar : 5)
"Dan bumi bagaimana dihamparkan..?" (QS Al-Ghasyiyah Ayat 20)
Itu baru bumi yang kita tinggali, belum lagi segala yang ada di dalam bumi dan seluruh jagad raya diperuntukkan untuk kebaikan manusia dan semua makhluk-Nya. Manusia saja yang sering rakus, sehingga sulit bersyukur atas kenikmatan-kenikmatan kecil yang diberikan-Nya. Persepsi nikmat hanya dilihat untuk sesuatu yang besar dan muluk-muluk, seperti kekayaan. Lupa bahwa masih bisa merasakan hembusan angin yang meraba kulit kita, juga merupakan nikmat yang patut disyukuri.
Bahagia pun kita yang bisa menciptakan, bukan orang lain. Jika sekadar melihat dedaunan jatuh membuat kita senang, mengapa tidak? Menyukuri sekecil apa pun kebahagiaan yang kita rasakan sangat ampuh membuat hati lapang dan tenang. Allah menjamin kehidupan kita.
Allah removes to replace.
Dia tidak akan mengambil sesuatu dari hamba-Nya, kecuali akan memberikan pengganti yang lebih baik. Meskipun sering kita frustasi bahkan hingga depresi karena apa-apa yang membuat kita senang tiba-tiba diambil oleh-Nya. Sebenarnya Allah tidak akan pernah meninggalkan kita. Tak mungkin juga Dia menelantarkan kita. Ketika Dia menutup satu pintu kenikmatan yang kita rasakan, maka pintu-pintu lain akan terbuka lebar untuk kita di waktu yang telah Ia tentukan, asal mau yakin dan bersabar dulu. Pasti ada jalan yang jauh lebih baik. Tuhan Maha Baik.
Sebegitu baiknya Allah, hingga kadang diri ini merasa tidak pantas untuk mendapatkan cinta-Nya. Jadi, bukan Tuhan yang enggan mencintai kita, tapi kita yang enggan dicintai-Nya. Izinkan kami mendapatkan cinta-Mu. Izinkan kami selalu dicinta-Mu.
~NR09092024~
Komentar
Posting Komentar